Cahaya hidupku mulai redup. Semangat untuk hidup mulai melemah. Kurasakan
hal ini terjadi kepadaku sejak dia pergi meninggalkanku. Dia, tak akanpernah
kembali lagi. Dia telah meninggalkanku untuk selamanya. Orang yang aku kasihi,
pergi di depan mataku. Sebongkah truk sampah yang baunya nau'udzubilah sangat
menusuk hidung, melaju kencang dari arah timur, di saat dia sedang menyeberang
jalan Imam Barjo sambil tersenyum manis dan melambaikan tangan ke arahku. Tiga
detik kemudian kecelakaan itu terjadi. Aku tak kuasa melihat kejadian yang
na'as tersebut menimpa orang yang amat kukasihi. Hatiku remuk. Tubuhku lemas.
Kulihat tubuhnya bersimbah darah. Sketika itu pula, aku menyadari bahwa aku
tidak akan melihat senyuman manis yang menyejukan hatiku yang selalumenghiasai
wajah cantiknya.
Sudah 9 bulan 10 hari sejak tragedi mengerikan itu. Namun tiap aku
memejamkan mata, kejadin itu seperti terulang kembali. Terpampang nyata di
ingatanku, dan aku hanya bisa menitikkan airmata sambil memandangi foto
kenangan kamai. Tuhan, kapan derita batinku ini akan berakhir? Jika boleh aku
meminta, pertemukanlah aku dengannyasecepatnya. Jika perlu detik ini juga.
(Selasa, 28 Mei 2013 @B.105)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar